AhLan Wa Sahlan Ya Para Agan,

Minggu, 26 September 2010

Tentang Redominasi

Secara populer redenominasi itu dapat diartikan sebagai kiat (ekonomi) dalam mengubah pecahan mata uang. Misalnya dari Rp 1000,- menjadi Rp 1.- tanpa mengubah daya beli uang tersebut.
Jika semula Rp 1000,- adalah untuk harga sebuah barang…. maka sesudah redenominasi dilakukan maka harganya adalah Rp 1,-
Yang ditakutkan oleh masyarakat adalah misalnya harga sebuah barang mula mula adalah Rp 1.250.- ( seribu dua ratus lima puluh rupiah ) …. maka setelah redenominasi harga barang itu menjadi Rp 1,250.- karena tak ada pecahan ( denominasi ) dibawah Rp 1.- yang ditakutkan masyarakat pedagang akan membuat harga baru untuk barang tersebut yaitu Rp 2.- dengan demikian akan terjadi inflasi yang cukup tinggi.
Saya lahir tahun 1944 dan masih ingat pecahan ( denominasi ) uang rupiah tersebut  ketika saya kelas satu Sekolah Rakyat ( sekarang SD ) yang mungkin bisa dipakai untuk mengatasi ke- khawatiran tersebut sebagai berikut : ( Tahun 1950)

Denominasi Uang Benggol


  • Denominasi ( pecahan ) terbesar waktu itu adalah Rp 5.- terbuat dari kertas dan kalau tidak salah bergambar R.A. Kartini.
  • Pecahan dibawahnya adalah Rp 1.- terbuat dari kertas
  • Pecahan dibawahnya adalah Rp 0.5. jadi Rp 1. = 2 kali Rp 0,5
  • Pecahan dibawahnya lagi adalah Talen ( e disini dibaca seperti membaca : kakek )… Rp 1. = 4 Tali
  • Pecahan dibawahnya lagi adalah Kethip ( huru i disini dibaca seperti : tempe )                            Pecahan Tali dan Kethip dibuat dari semacam logam putih seperti pecahan Rp 100.- sekarang ini.
  • Pecahan dibawahnya lagi Benggol ( Huruf e dibaca seperti : Tempe )… Satu kethip = empat benggol. Pecahan Benggol dibuat dari tembaga. Nilai satu kethip = empat Benggol
  • Pecahan dibawahnya lagi adalah Sen  dibuat dari tembaga  ( Huruf e disini dibaca seperti Kakek ) dengan nilai satu Kethip = sepuluh sen… sedang satu Benggol = Dua setengah Sen
  • Pecahan dibawahnya lagi yang paling kecil juga dibuat dari tembaga adalah Ndhil ( i disini dibaca seperti : Tempe )… dengan nilai Satu Sen = dua Ndhil
Dengan demikian Rp1. =  4 Tali =  10 Kethip = 40 Benggol = 100 Sen = 500 Ndhil.



Kemudian perkembangan berikutnya muncul pecahan baru yaitu :
Koin  50 sen tahun 1958, koin 25 sen tahun 1952, 10 sen tahun 1954, koin 5 sen tahun 1952Nah dengan demikian banyaknya pecahan ( denominasi ) dibawah Rupiah… mudah mudahan kekhawatiran masyarakat bisa dinetralisir.




Koin 50 sen, 25 sen, 10 sen, 5 Sen

Sumber tulisan dan gambar : google

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP